Langsung ke konten utama

Intuisi

Sering kali aku berjanji
Berjanji untuk tak lagi peduli
Bahkan aku mulai menghindar darimu hari ini
Hanya untuk melindungi hati
Melindungi dari rasa yang tersakiti

Tidak,
Aku hanya sedang menghibur diri
Bahkan rasa itu semakin hari, semakin menjadi
Buktinya aku tetap merindu sampai saat ini

Gagal,
Aku gagal berlari
Aku bahkan masih disini
Memandangi wajahmu dalam sunyi
Maafkan aku yang tetap tak bisa menahan diri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Carin

Hallo Hari ini adalah hari pertamaku membagikan tulisan sederhanaku disini. Tulisan kali ini klasik memang, karena hanya berisi perkenalan diriku saja hehe. Karena setauku peribahasa mengajarkan bahwa 'Tak kenal maka tak sayang', jadi kalian harus mengenalku terlebih dahulu agar kalian bisa menyayangiku. Dan yang barusan adalah teori yang ku buat sendiri Jadi ku mulai dari nama, nama panjangku Carina Madania. Tapi tentu kalian bisa memanggilku dengan Carin atau Carina. Bahkan tak jarang teman-temanku memanggilku dengan Car, yang mana kata 'car' sangat identik dengan mobil hmm. Tak apa, aku menganggapnya sebagai sapaan sayang (mungkin). Aku merupakan anak dari Ayah dan Ibuku, tentu saja. Menyinggung sedikit tentang Ayah dan Ibuku, aku akan memberi tahu bahwa Ayahku berasal dari kota Sidoarjo dan Ibuku berasal dari kota kelahiranku yaitu Jombang. Dari fisik dan sifat aku banyak meniru Ayahku. Ayahku memiliki sedikit keturunan arab, dan aku bersyukur karena itu menurun

Kenapa seseorang sering merendahkan orang lain?

Kenapa aku mengangkat tema ini ? Karena akupun juga masih sering merendahkan orang yang baru saja aku temui meski hanya bertemu satu kali hehe. Jadi balik lagi, kenapa kamu bahkan aku suka merendahkan orang lain? Itu karena kita melihat seseorang itu dari luar saja. Ngga bisa dipungkiri kalo emang nge-nilai seseorang dari luar itu gampang banget karena kita cuma harus ngenilai pake indera kita. Padahal kalo diliat-liat, indera kita itu cuma nangkep dari luarnya aja. Sedangkan apa yang kita lihat biasanya ngga sama kayak apa yang kita rasakan. Maksudnya, apa yang bisa kita lihat terhadap orang itu bisa aja beda sama sifat aslinya. Benerkan? Cerita dikit aja ya. Aku pernah di "rendahin" sama temen sekelas aku meski mereka kayaknya emang ga sengaja hehe. Jadi ceritanya semester tiga kemarin aku ngambil mata kuliah Pkn. Nah mata kuliah itu hanya bisa diambil kalo kita dapet IP 3,5 karena kan jatah sks-nya bakalan banyak. Nah, alhamdulillah aku bisa ngambil mata kuliah itu. D

Semua sudah jalannya

Jadi kemarin siang, aku dan temanku bernama Isyam sedang bercengkrama haha. Ngga sih, kita cuma pulang bareng setelah menemui klien untuk tugas praktikumku. Doa kan supaya praktikum berjalan dengan baik-baik saja ya. Lebih-lebih kalo seumpama bisa jadi salah satu PR di tempat praktikumku hehe. Kembali ke topik, salah satu omongan Isyam yang membuat aku berpikir lama adalah ketika ia berbagi cerita tentang orang tuanya yang sanggup memasukkan Isyam ke salah satu instansi dengan 'Jalan Belakang'. Mungkin orang yang berpikir enaknya saja akan mengiyakan keinginan itu. Namun berbeda dengan Isyam, ia dengan tegas menolak. Dan satu kalimat Isyam yang membuatku tergugah. Ia bilang, "Kenapa harus mahal-mahal buat melakukan suatu hal yang bukan takdirnya.". Ini maksudnya kalo Isyam sampe mengiyakan tawaran orang tuanya, sama saja ia dengan mengambil hak orang lain yang harusnya bisa mendapatkan kesempatan masuk ke instansi itu. Jadi bisa diambil pelajarannya kalo boleh kit