Langsung ke konten utama

Jatuh Cinta Diam-Diam

Jatuh cinta diam-diam, seperti judul novel dari Dwitasari. Namun itu yang sedang ku alami sekarang.

Saling mengenal memang, tapi tidak saling berani memberikan ruang. 
Hangat dalam sebuah kata, namun dingin dalam pertemuan.
Saling pandang, namun tak bersuara. 
Semua hanya tergambar di senyumku.
Anggap aku pengecut. Ya, aku pengecut.
Aku hanya bisa memandangmu dari jauh.
Aku selalu berusaha agar bisa bertemu denganmu hanya sekejap.
Meski sekejap, hebatnya kau bisa membuat debaran jantungku tak menentu.
Aku tak berani memulai, karena aku tak tau caranya berhenti ketika terjatuh nanti.
Biarkan aku dan rasaku ini saja, semua akan baik-baik saja.
Hanya dengan berada di dekatku, itu sudah lebih dari cukup.
Jatuh cinta diam-diam hanya mampu dilakukan jika memang kau dan hatimu saling menguatkan.
Menguatkan ketika kau harus terjatuh.
Menguatkan ketika kau harus menjauh.
Menguatkan ketika kau harus membuang rasamu jauh.
Aku janji.
Aku tak akan berjalan keluar dan mengetuk hatimu.
Aku hanya akan diam dan menyimpan semuanya sendiri.
Ya, aku sendiri. Tanpa bantuanmu.
Hanya doaku yang terlantun sebagai penguat rasa.
Karena bagaimanapun aku tak ingin kau mengerti tentang perasaan ini.
Pada intinya aku tak berharap kita akan bersama, karena aku tau ini akan sulit.
Tetap kuat untuk para pengagum rahasia.
Aku tau, aku dan kalian kuat menjalani ini.

 Malang, 13-10-2017 
(00.08)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tentang Carin

Hallo Hari ini adalah hari pertamaku membagikan tulisan sederhanaku disini. Tulisan kali ini klasik memang, karena hanya berisi perkenalan diriku saja hehe. Karena setauku peribahasa mengajarkan bahwa 'Tak kenal maka tak sayang', jadi kalian harus mengenalku terlebih dahulu agar kalian bisa menyayangiku. Dan yang barusan adalah teori yang ku buat sendiri Jadi ku mulai dari nama, nama panjangku Carina Madania. Tapi tentu kalian bisa memanggilku dengan Carin atau Carina. Bahkan tak jarang teman-temanku memanggilku dengan Car, yang mana kata 'car' sangat identik dengan mobil hmm. Tak apa, aku menganggapnya sebagai sapaan sayang (mungkin). Aku merupakan anak dari Ayah dan Ibuku, tentu saja. Menyinggung sedikit tentang Ayah dan Ibuku, aku akan memberi tahu bahwa Ayahku berasal dari kota Sidoarjo dan Ibuku berasal dari kota kelahiranku yaitu Jombang. Dari fisik dan sifat aku banyak meniru Ayahku. Ayahku memiliki sedikit keturunan arab, dan aku bersyukur karena itu menurun

Kenapa seseorang sering merendahkan orang lain?

Kenapa aku mengangkat tema ini ? Karena akupun juga masih sering merendahkan orang yang baru saja aku temui meski hanya bertemu satu kali hehe. Jadi balik lagi, kenapa kamu bahkan aku suka merendahkan orang lain? Itu karena kita melihat seseorang itu dari luar saja. Ngga bisa dipungkiri kalo emang nge-nilai seseorang dari luar itu gampang banget karena kita cuma harus ngenilai pake indera kita. Padahal kalo diliat-liat, indera kita itu cuma nangkep dari luarnya aja. Sedangkan apa yang kita lihat biasanya ngga sama kayak apa yang kita rasakan. Maksudnya, apa yang bisa kita lihat terhadap orang itu bisa aja beda sama sifat aslinya. Benerkan? Cerita dikit aja ya. Aku pernah di "rendahin" sama temen sekelas aku meski mereka kayaknya emang ga sengaja hehe. Jadi ceritanya semester tiga kemarin aku ngambil mata kuliah Pkn. Nah mata kuliah itu hanya bisa diambil kalo kita dapet IP 3,5 karena kan jatah sks-nya bakalan banyak. Nah, alhamdulillah aku bisa ngambil mata kuliah itu. D

Semua sudah jalannya

Jadi kemarin siang, aku dan temanku bernama Isyam sedang bercengkrama haha. Ngga sih, kita cuma pulang bareng setelah menemui klien untuk tugas praktikumku. Doa kan supaya praktikum berjalan dengan baik-baik saja ya. Lebih-lebih kalo seumpama bisa jadi salah satu PR di tempat praktikumku hehe. Kembali ke topik, salah satu omongan Isyam yang membuat aku berpikir lama adalah ketika ia berbagi cerita tentang orang tuanya yang sanggup memasukkan Isyam ke salah satu instansi dengan 'Jalan Belakang'. Mungkin orang yang berpikir enaknya saja akan mengiyakan keinginan itu. Namun berbeda dengan Isyam, ia dengan tegas menolak. Dan satu kalimat Isyam yang membuatku tergugah. Ia bilang, "Kenapa harus mahal-mahal buat melakukan suatu hal yang bukan takdirnya.". Ini maksudnya kalo Isyam sampe mengiyakan tawaran orang tuanya, sama saja ia dengan mengambil hak orang lain yang harusnya bisa mendapatkan kesempatan masuk ke instansi itu. Jadi bisa diambil pelajarannya kalo boleh kit